Serba - Serbi

Kumpulan Kata-Kata Bijak

Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
Nabi Muhammad SAW
Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.
Nabi Muhammad SAW
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.
Khalifah ‘Umar
Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan.
Ibnu Mas’ud
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
Khalifah ‘Ali
Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.
Imam An Nawawi
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.
Khalifah ‘Umar
Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.
Johann Wolfgang von Goethe
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
Johann Wolfgang von Goethe
Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran.
Johann Wolfgang von Goethe
Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang.
Einstein
Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian.
Einstein
Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang.
Einstein
Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya – langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya.
Einstein
Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan “rendah hati.”
Einstein
Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri.
Einstein
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.
Einstein
Tidak semua yang dapat menghitung dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung dapat menghitung.
Einstein

Selasa, 13 April 2010


MANAJEMEN PERUBAHAN

Dikaitkan dengan konsep ‘globalisasi”, maka Michael Hammer dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C, yaitu customer, competition, dan change. Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi konstan. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.
Masalah dalam perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.

Mengapa perubahan ditolak ?

Untuk keperluan analitis, dapat dikategorikan sumber penolakan atas perubahan, yaitu penolakan yang dilakukan oleh individual dan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasional.
Resistensi Individual
Karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan.
KEBIASAAN . Kebiasaan merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan secara berulang-ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman, menyenangkan. Bangun pukul 5 pagi, ke kantor pukul 7, bekerja, dan pulang pukul 4 sore. Istirahat, nonton TV, dan tidur pukul 10 malam. Begitu terus kita lakukan sehingga terbentuk satu pola kehidupan sehari-hari. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola kehidupan tadi maka muncul mekanisme diri, yaitu penolakan.

RASA AMAN

Jika kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan kita memiliki \kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak perubahan pun besar. Mengubah cara kerja padat karya ke padat modal memunculkan rasa tidak aman bagi para pegawai.

FAKTOR EKONOMI

Faktor lain sebagai sumber penolakan atas perubahan adalah soal menurun-nya pendapatan. Pegawai menolak konsep 5 hari kerja karena akan kehilangan upah lembur.

TAKUT AKAN SESUATU YANG TIDAK DIKETAHUI

Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya. Oleh karena itu muncul ketidak pastian dan keraguraguan. Kalau kondisi sekarang sudah pasti dan kondisi nanti setelah perubahan belum pasti, maka orang akan cenderung memilih kondisi sekarang dan menolak perubahan.

PERSEPSI

Persepsi cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara pandang ini mempengaruhi sikap. Pada awalnya program keluarga berencana banyak ditolak oleh masyarakat, karena banyak yang memandang program ini bertentangan dengan ajaran agama, sehingga menimbulkan sikap negatif.
Kebiasaan Rasa Aman Faktor Ekonomi
Ketidakpastian Persepsi

Resistensi Organisasional

Organisasi, pada hakekatnya memang konservatif. Secara aktif mereka menolak perubahan. Misalnya saja, organisasi pendidikan yang mengenal-kan doktrin keterbukaan dalam menghadapi tantangan ternyata merupakan lembaga yang paling sulit berubah. Sistem pendidikan yang sekarang berjalan di sekolah-sekolah hampir dipastikan relatif sama dengan apa yang terjadi dua puluh lima tahun yang lalu, atau bahkan lebih. Begitu pula sebagian besar organisasi bisnis. Terdapat enam sumber penolakan atas perubahan.
INERSIA STRUKTURAL
Artinya penolakan yang terstrukur. Organisasi, lengkap dengan tujuan, struktur, aturan main, uraian tugas, disiplin, dan lain sebagainya menghasil- kan stabilitas. Jika perubahan dilakukan, maka besar kemungkinan stabilitas terganggu.
FOKUS PERUBAHAN BERDAMPAK LUAS
Perubahan dalam organisasi tidak mungkin terjadi hanya difokuskan pada satu bagian saja karena organisasi merupakan suatu sistem. Jika satu bagian dubah maka bagian lain pun terpengaruh olehnya. Jika manajemen mengubah proses kerja dengan teknologi baru tanpa mengubah struktur organisasinya, maka perubahan sulit berjalan lancar.
INERSIA KELOMPOK KERJA
Walau ketika individu mau mengubah perilakunya, norma kelompok punya potensi untuk menghalanginya. Sebagai anggota serikat pekerja, walau sebagai pribadi kita setuju atas suatu perubahan, namun jika perubahan itu tidak sesuai dengan norma serikat kerja, maka dukungan individual menjadi lemah.
ANCAMAN TERHADAP KEAKHLIAN
Perubahan dalam pola organisasional bisa mengancam keakhlian kelompok kerja tertentu. Misalnya, penggunaan komputer untuk merancang suatu desain, mengancam kedudukan para juru gambar.
ANCAMAN TERHADAP HUBUNGAN KEKUASAAN YANG TELAH MAPAN.
Mengintroduksi sistem pengambilan keputusan partisipatif seringkali bisa dipandang sebagai ancaman kewenangan para penyelia dan manajer tingkat menengah.
ANCAMAN TERHADAP ALOKASI SUMBERDAYA
Kelompok-kelompok dalam organisasi yang mengendalikan sumber daya dengan jumlah relatif besar sering melihat perubahan organisasi sebagai ancaman bagi mereka. Apakah perubahan akan mengurangi anggaran atau pegawai kelompok kerjanya?.
inersia Struktural Dampak Luas Perubahan Inersia Kelompok
Ancaman Keahlian Ancaman Kekuasaan Ancaman Alokasi
Sumberdaya
Taktik Mengatasi Penolakan Atas Perubahan
Coch dan French Jr. mengusulkan ada enam taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan
1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil keputusan
3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan.
4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka
5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya. Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan.
6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.
Pendekatan dalam Manajemen Perubahan Organisasi
Pendekatan klasik yang dikemukaan oleh Kurt Lewin mencakup tiga langkah. Pertama : UNFREEZING the status quo, lalu MOVEMENT to the new state, dan ketiga REFREEZING the new change to make it pemanent . Kalau digambarkan modelnya menjadi seperti di bawah ini.



Selama proses perubahan terjadi terdapat kekuatan-kekuatan yang mendukung dan yang menolak . Melalui strategi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, kekuatan pendukung akan semakin banyak dan kekuatan penolak akan semakin sedikit.
Unfreezing : Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok penentang dan pendukung perubahan. Status quo dicairkan, biasanya kondisi yang sekarang berlangsung (status quo) diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman.
Movement : Secara bertahap (step by step) tapi pasti, perubahan dilakukan. Jumlah penentang perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah. Untuk mencapainya, hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.
Refreezing : Jika kondisi yang diinginkan telah tercapai, stabilkan melalui aturan-aturan baru, sistem kompensasi baru, dan cara pengelolaan organisasi yang baru lainnya. Jika berhasil maka jumlah penentang akan sangat berkurang, sedangkan jumlah pendudung makin bertambah.


Glitter Words




Seleksi SDM

SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA

A. Seleksi

Seleksi (selection) adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang atau orang-orang yang paling memenuhi criteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini yang dilakukan perusahaan. Definisi ini menekankan pada aspek efektivitas seleksi. Meskipun demikian, keputusan seleksi mestilah juga efisien. Seleki harus meningkatkan proporsi karyawan sukses yang terpilih dari sekelompok pelamar dengan biaya semurah mungkin. Proses seleksi dimulai ketika para pelamar melamar pekerjaan di perusahaan, dan berakhir tatkala perusahaan mengambil keputusan pengangkatan.
Seleksi merupakan fungsi yang penting karena berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya diperoleh melalui proses seleksi. Seleksi merupakan motivasi. Sekiranya orang yang tepat telah diseleksi, maka proses motivasi dengan sendirinya akan berjalan baik disebabkan orang itu sudah mempunyai sikap dan perilaku yang baik, dan akan menunaikan tugas-tugasnya sesuai dengan sistem yang telah tertata. Karena seleksi karyawan sangat penting bagi efektivitas organisasi, organisasi harus menjatuhkan pilihan yang cermat. Pilihan ini harus berpijak pada informasi yang relevan yang tidak terlalu mahal dan menyita waktu untuk dikumpulkan.

Proses seleksi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh fungsi sumber daya manusia yang lainnya. Contoh, apabila proses seleksi hanya menyediakan tenaga kerja yang memenuhi syarat dengan jumlah terbatas, perusahaan barangkali harus mengadakan program pelatihan yang ekstensif. Seandainya paket kompensansi lebih rendah dari pada pelamar yang berkualitas terbaik mungkin sulit atau mustahil.
Tujuan proses seleksi adalah untuk mencocokkan orang dengan poekerjaannya secara benar. Jikalau individu overqualified, underqualified, atau karena beberapa sebab tidak “sesuai” dengan pekerjaan maupun organisasi, dia kemungkinan akan angkat kaki dari perusahaan. Walaupun beberapa putaran karyawan barangkali positif bagi organisasi, putaran itu dapat menjadi mahal. Tingkat putaran yang tinggi akan menghambat perusahaan untuk mencapai kinerja yang unggul.
a. Mengapa seleksi penting

Seleksi sumber daya manusia penting karena tiga sebab:
  1. Kinerja para manajer senantiasa tergantung sebagian pada kinerja para bawahannya. Karyawan yang tidak mempunyai kemampuan yang baik tidak akan dapat bekerja secara efektif, dan kinerja manajer sudah barang tentu akan terganggu.
  2. Seleksi yang efektif penting karena biaya perekrutan dan pengangkatan karyawan.
  3. Seleksi yang baik itu penting karena implikasi hokum dari pelaksanaannya secara serampangan.
b. Sasaran seleksi
  1. Efisiensi , seleksi menentukan siapa yang akan bergabung dengan organisasi.
  2. Ekuitas, aktivitas seleksi merupakan sinyal yang paling jelas dan paling penting tentang komitmen organisasi terhadap keadilan dan kepatuhan hukum.

B. Metode Statistik dalam Seleksi
Untuk memahami bagaimana keandalan dan validitas dinilai, manajemen perlu memahami dua metode statistikal: analisis regresi dan analisis korelasi.
1. Analisis korelasi (correlation analysis)
Dipakai untuk menilai kekuatan dan arah suatu hubungan di antara variabel-variabel. Sebagai contoh, spesialis sumber daya manusia ingin mengetahui apakah kemampuan mekanis para karyawan berhubungan dengan kinerja pekerjaan mereka. Jikalu terdapat hububungannya, maka tes kemampuan mekanis yang diujikan kepada pelamar kerja bisa berfaedah dalam menentukan pelamar mana yang akan diangkat.
2. Analisis regresi
Analisis regresi memampukan spesialis sumber daya manusia menggunakan hubungan yang diketahui di antara variabel-variabel untuk memprediksi perilaku individu di masa mendatang. Koefisien korelasi pearson mengindikasikan seberapa dekat ke garis lurus hubungan di antara dua variabel.

C. Kriteria Seleksi
Manajer perlu memutuskan kriteria seleksi untuk mengevaluasi pelamar-pelamar untuk posisi yang lowong. Kriteria seleksi adalah karakteristik yang berasal dari deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Perusahaan sudah barang tentu berharap bahwa pelamar dengan karakteristik seperti ini akan berprestasi memuaskan dalam pekerjaan dan tetap bersama perusahaan. Kriteria seleksi biasanya dapat dirangkum dalam beberapa kategori: pendidikan, pengalaman kerja, kondisi fisik, dan karakteristik kepribadian.
1. Pendidikan formal
Perusahaan yang memilih dari sekumpulan pelamar kerja tentunya berharap dapat menemukan orang yang mempunyai kemampuan dan sikap yang tepat agar berhasil. Atribut-atribut kognitif, gerak, fisik, dan antarpribadi ini ada karena predisposisi genetik dan dipelajari di rumah, disekolah, dan di pekerjaan, dst. Sebagian besar perusahaan berupaya menyaring kemampuan dengan menetapkan pencapain akademis.
2. Pengalaman / kinerja masa lalu
Kriteria lainnya yang dapat dipakai adalah pengalaman dan kinerja masa lalu. Banyak spesialis seleksi yang menyakini bahwa kinerja masa lalu di pekerjaan serupa dapat menjadi indikator terbaik dari kinerja di masa yang akan datang. Selain itu, perusahaan kerapkali menganggap pengalaman sebagi indikator yang tepat dari kemampuan dan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan. Alasannya adalah karena calon karyawan yang telah melakukan pekerjaan sebelumnya dan melamar pekerjaan serupa tentulah menggemari pekerjaan tersebut dan mampu bekerja dengan baik.
3. Karakteristik fisik
Di masa lalu, banyak perusahaan yang secara sadar maupun tidak sadar menggunakan karakteristik fisik (termaksud penampilan si pelamar) sebagai kriteria seleksi. Namun kini praktik semacam itu umumnya dianggap diskriminatif dan ilegal, kecuali dapat dibuktikan bahwa penampilan fisik berhubungan langsung dengan efektivitas kerja.
4. karakteristik pribadi dan tipe kepribadian
Kriteria terakhir yang dapat dipakai adalah karakteristik pribadi dan tipe kepribadian. Karateristik pribadi meliputi status perkawinan, jenis kelamin, usia, dll. Beberapa perusahaan lebih menghendaki karyawan-karyawan yang sudah berkeluarga daripada yang lajang karena menganggap orang-orang berkeluarga menurunkan tingkat putaran karyawan. Di lain pihak, perusahaan lainnya lebih mempertimbangkan orang-orang yang lajang untuk beberapa jenis pekerjaan karena orang lajang lebih mau menerima transfer penugasan luar negeri yang agak lama.

D. Kriteria Teknik Seleksi
Kriteria seleksi dipengaruhi oleh sifat karyawan, tugas, dan peyelia. Sikap dan preferensi karyawan, kemampuan, dan ketangkasan yang diperlukan akan berbeda dalam tugasnya. Tujuan dan preferensi penyelia merupakan penyaring yang akan mempengaruhi pemilihan kriteria.
Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja atau kesuksesan dapat merupakan peganti kinerja aktual. Karena kinerja pekerjaan yang baik biasanya merupakan perpaduan beberapa faktor (kualitas kerja, kuantitas kerja, dst), maka kriteria seperti peringkat yang dibaut seorang penyelia merupakan penganti ukuran sebenarnya: kesuksesan atau kinerja pekerjaan.
Instrumen ataupun teknik itu mengambarkan beragam cara untuk menilai teknik seleksi. Pemilihan sebuah teknik seleksi patut mempertimbangkan:
1. Validitas
Terminologi validitas dipergunakan dalam banyak cara, terutama dalam riset eksperimental. Validitas teknik seleksi merupakan tingkat dimana teknik ini menjadi indikator yang baik atau prediktor kesuksesan bagi kriteria pekerjaan. Tes seleksi haruslah sahih (valid) karena tanpa bukti validitasnya, tidak ada alasan logis atau alasan yang dapat dibenarkan secara hukum untuk terus memakainya dalam menjaring para pelamar kerja. Pada saat skor dan kinerja tidak berhubungan, maka tes itu tidak sahih, dan sebaiknya tidak dipakai untuk seleksi.
Terdapat lima cara untuk mengevaluasi validitas teknik seleksi:
a. Validitas prediktif
b. Validitas bersamaan
c. Validitas isi
d. Validitas gagasan
e. Validitas sintetik
2. Keandalan
Tujuan utama seleksi adalah untuk membuat prediksi yang akurat tentang pelamar. Organisasi ingin membuat dugaan terbaiknya mengenai siapa yang bakal menjadi karyawan yang berhasil. Dengan demikian, tujuan utama seleksi adalah untuk mengambil keputusan tentang orang-orang: sekiranya keputusan ini dikehendaki jitu, maka teknik untuk membuat keputusan itu haruslah menghasilkan informasi yang andal.
Keandalan tes (test reliability) adalah tingkat konsistensi dan stabilitas hasil dari sebuah teknik pengukuran karakteristik pribadi pelamar. Data keandalan mengungkapkan tingkat keyakinan (degree of comfidence) terhadap sebuah tes. Jikalau sebuah tes memiliki keandalan yang rendah, validitasnya sebagai prediktor juga rendah. Tetapi keberadaan keandalan tidaklah menjamin validitasnya. Supaya pengukurannya konsisten, tes harus bebas dari kesalahan. Semakin banyak kesalahan dalam tes, semakin tidak andal tes bersangkutan.
Terdapat beberapa alasan mengapa informasi seleksi mungkin tidak andal:
1. Teknik/instrumen seleksi barangkali mendua (ambiguous) dan tidak jelas.
2. Orang yang menggunakan teknik pengukuran tidak mempunyai persepsi yang jelas mengenai perilaku yang sedang diukur, atau tidak memiliki standar yang baik untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat evaluasi.
3. Perilaku yang sedang dievaluasi mungkin lebih merupkan gejala yang tidak stabil yang berubah dari waktu ke waktu, seperti perasaan pribadi, ketimbang suatu karakteristik kepribadian yang stabil.
3. Biaya
Manajer sumber daya manusia acapkali melupakan biaya yang dikucurkan dalam pelaksanaan teknik tertentu. Misalnya, manajer secara rutin mengadakan wawancara untuk menyisihkan jumlah pelamar yang relatif banyak. Tetapi wawancara sering memiliki keandalan dan validitas yang relatif rendah, dan waktu yang dihabiskan dalam mewancarai sejumlah kandidat bisa sangat mahal.
4. Kemudahan pelaksanaan
Hal ini berhubungan dengan lamanya waktu pelaksanaan serta keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah teknik. Banyak manajer menemukan bahwa tes yang terstandardisasi dan skala penilaian lebih mudah dilaksanakan, namun wawancara jauh lebih sukar. Tes khusus memerlukan tenaga pelaksana yang dengan keterampilan khusus yang sangat jarang dimiliki oleh sumber daya manusia.

E. Prinsip Proses Seleksi
Proses pengambilan keputusan pengangkatan yang berjalan dengan baik akan sangat tergantung pada dua prinsif dasar proses seleksi:
1. Perilaku di masa lalu merupakan predictor terbaik atas perilaku di masa mendatang.
2. Organisasi harus menghimpun data yang andal dan sahih sebanyak mungkin, sepanjang masih baik secara ekonomis, dan setelah itu memanfaatkan data tadi untuk menyeleksi pelamar terbaik.

F. Elemen Dasar Proses Seleksi
Elemen paling mendasar dalam aktivitas seleksi adalah penentuan tujuan organisasi yang harus tercakup dalam kebijakan pengangkatan umum organisasi.
Elemen kedua adalah merancang pekerjaan dengan menentukan kewajiban dan tanggungjawab yang akan dituntut setiap pekerjaan.
Elemen ketiga mencakup pengukuran kesuksesan pekerjaan. Penentuan karyawan mana yang sukses akan menentukan karyawan jenis apa yang akan direkrut dan diseleksi di masa depan.
Elemen keempat, spesifikasi pekerjaan berasal dari analisis pekerjaan yang menentukan karakter, keahlian, dan latar belakang yang harus dimiliki seorang individu supaya memenuhi persyaratan pekerjaan.

G. Fakor yang Mempengaruhi Proses Seleksi
Prosedur seleksi dibuat dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kepegawaian organisasi. Kecermatan proses seleksi tergantung pada beberapa factor.
1. Konsekuensi seleksi yang salah haruslah diperhitungkan.
2. Yang memperngaruhi kecermatan proses seleksi adalah kebijakan perusahaan dan sikap manajemen puncak.
3. Menyangkut waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan seleksi.
4. Pendekatan seleksi yang berbeda umumnya digunakan untuk mengisi posisi-posisi di jenjang yang berbeda di dalam organisasi.
5. Sektor ekonomi di mana individu akan dikaryakan-swasta, pemerintahan, atau organisasi niraba-dapat juga mempengaruhi proses seleksi.

H. Proses seleksi: aplikasi teknik seleksi
Bilamana tujuan rekrutmen adalah untuk membentuk sekelompok besar orang yang tersedia dan mau bekerja bagi perusahaan, maka sebaliknya proses seleksi mempunyai tujuan untuk menyaring atau menyisihkan orang-orang yang dianggap tidk berbobot untuk memenuhi persyaratan pekerjaan dan organisasi. Dengan demikian, sedikit banyak rekrutmen cenderung positif karena rekrutmen mencoba membujuk orang-orang supaya melamar pekerjaan di perusahaan, sebaliknya seleksi cenderung agak negatif karena seleksi menolak sebagian besar orang yang melamar tersebut.
Semua organisasi mengambil keputusan seleksi, dan sebagian besar diantaranya melakukannya secara informal. Semakin kecil organisasi tersebut, semakin besar kemungkinannya melakukan pendekatan informal untuk keputusan seleksi. Banyak organisasi yang menolak pelamar yang tidak diinginkan pada setiap langkah proses guna mengurangi beban pengawasan sejumlah pelamar. Kendatipun demikian, organisasi mengharuskan semua pelamar melewati segenap proses seleksi, menunggu sampai pada akhirnya memilih kandidat yang terbaik. Setiap langkah dalam proses seleksi haruslah dirancang untuk memperoleh informasi khusus yang berguna bagi pengambilan keputusan pengangkatan.
Banyaknya tahapan dalam proses seleksi dan urut-urutannya bervariasi tidak hanya pada organisasi, tetapi juga pada tipe dan tingkat pekerjaan yang akan diisi, biaya pelaksanaan fungsi tertentu di setiap tahap, dan efektifitas setiap tahap dalam menjaring kandidat yang tidak memenuhi syarat. Tahap-tahap dalam proses seleksi biasanya digunakan terdiri atas:

1. Wawancara saringan pendahuluan
Langkah pertama dalam proses seleksi adalah wawancara penyaringan pendahuluan (premilinary sceering interview). Pelamar-pelamar yang kelihatannya tidak memenuhi syarat untuk lowongan yang ada langsung disisihkan dari kelompok pelamar. Walaupun demikian, kriteria untuk menentukan bahwa seseorang tidak memenuhi syarat perlu dirumuskan secara hati-hati. Standar yang serampangan yang tidak berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan seyogyanya tidak digunakan untuk menyisihkan seorang pelamar.
2. Pengisian formulir lamaran
Jikalau seorang pelamar memenuhi secara kasar persyaratan pekerjaan yang tersedia, langkah berikutnya adalah pengisian formulir lamaran kerja. Salah satu instrumen seleksi yang paling tua dalam seleksi sumber daya manusia adalah formulir lamaran. Formulir lamaran (application form) adalah catatan formal lamaran kerja seseorang. Pengisian formulir lamaran merupakan bagian dasar proses seleksi di hampir semua organisasi.
3. Wawancara kerja
Wawancara adalah percakapan atau interaksi verbal, umumnya antara dua orang, untuk sebuah maksud tertentu. Wawancara kerja (job interview) merupakan percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan penerimaan pelamar kerja.
4. Tes seleksi
Tes seleksi menjadi bagian integral dalam proses seleksi. Tes seleksi adalah alat untuk menilai kemungkinan kecocokan (match) antara pelamar kerja. Tes seleksi (selection test) merupakan ukuran yang obyektif dan terstandardisasi dari karakteristik manusia seperti kecermatan, minat, kemampuan, dan kepribadian. Tes bersifat obyektif karena skor yang diperoleh orang yang mengikuti tes tidak dipengaruhi oleh opini penilai yang mengevaluasi hasil tes.
5. Pemeriksaan referensi dan latar belakang
Sebelum perusahaan membuat keputusan hail seleksi, biasanya diadakan terlebih dahulu penyelidikan tentang latar belakang pelamar. Penyelidikan latar belakang disebut dengan pengecekan referensi (reference checks), dan dapat mencakup penelitian pekerjaan sebelumnya, surat keterangan pendidikan, aktivitas criminal, dan karakter umum lainnya. Beberapa perusahan kadang-kadang meminta surat rekomendasi dari perusahaan tempat pelamar bekerja sebelumnya. Banyak perusahaan bersikap skeptis terhadap surat tersebut mengabaikannya karena dalam kenyataannya perusahaan sangat sulit mendapatkan informasi yang sebenarnya.
6. Pemeriksaan fisik
Evaluasi medis terhadap fisik pelamar bertujuan untuk:
a. Menolak pelamar yang mempunyai kondisi fisik yang tidak memenuhi persyaratan kerja yang tersedia.
b. Memperoleh catatan kondisi fisik pelamar pada waktu pengangkatan sebagai dasar terhadap klaim atas kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di kemudian hari.
c. Menolak pelamar yang menderita penyakit menular.
d. Menempatkan pelamar yang mempunyai keterbatasan fisik pada pekerjaan yang hanya mungkin dilakukannya.
7. Wawancara dengan peyelia
Wawancara akhir biasanya dilakukan dengan manajer lini atau meyelia yang terhadapnya pelamar terpilih akan melapor. Wawancara ini biasanya berlangsung setelah departemen sumber daya manusia mempersempit keputusan seleksi hingga ke tiga atau empat pelamar. Kendatipun departemen sumber daya manusia dapat mengindikasikan pilihan calon pelamarnya, keputusan pengangkatan akhir akan terpulang kepada manajer lini.


8. Keputusan pengangkutan
Keputusan seleksi biasanya diambil setelah wawancara akhir dengan pelamar setelah departemen sumber daya manusia memberikan rekomendasi. Hampir disebagian besar situasi, manajer atau penyelia-orang yang bakal menjadi atasan pelamar-yang akan mengambil keputusan pengangkatan final. Hal ini karena atasan atau penyelia mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang departemen yang dipimpinnya, karyawannya, dan pekerjaan yang mesti diisi.

I. Mekanisme pengambilan keputusan pengangkatan
Pada dasarnya spesialis sumber daya manusia mengumpulkan beragam informasi tentang pelamar kerja sebelum membuat keputusan seleksi. Dalam proses ini spesialis sumber daya manusia memakai prosedur seleksi yang andal dan sahih untuk mengumpulkan informasi yang tadi. Tetapi pengelolaan aktivitas seleksi tidaklah berakhir sampai di sini. Spesialis sumber daya manusia masih menemui kesulitan bagaimana memanfaatkan sumber informasi untuk mengambil keputusan pengangkatan yang paling jitu. Tersedia empat metode untuk mengintegrasikan informasi dan membuat keputusan seleksi: model aditif, pisah batas ganda, rintangan ganda, dan pencocokan profil.

J. Pusat penilaian
Teknik pusat penilaian (assessment centers) adalah sebuah proses evaluasi seorang kandidat potensial untuk manajemen dari tiga sumber:
1. Berbagai teknik penilaian, seperti tes situasional, tes kemampuan mental, dan tes minat.
2. Metode pengambilan kesimpulan yang terstandardisasi dari teknik semacam itu karena penilai (assessor) dilatih untuk membedakan perilaku kandidat yang efektif dan tidak efektif.
3. mengumpulkan penilaian dari berbagai penilai untuk membuat peringkat perilaku setiap kandidat.
K. Keterbatasan proses seleksi
Keragaman teknik seleksi mengindikasikan bahwa tidak ada satupun cara yang sempurna untuk menyeleksi pelamar. Bahkan kriteria seleksi yang telah dipilih secara hati-hati sekalipun masih tidak sempurna dalam memprediksi kinerja. Lebih lanjut, ada perbedaan antara apa yang “akan dilakukan” oleh seseorang-yang berhubungan dengan motivasi. Yang terakhir merupakan fungsi individu dan lingkungan.

L. Memanusiawikan proses seleksi
Organisasi mencari orang-orang yang dapat menunaikan pekerjaannya. Dalam pengambilan keputusan seleksi, fokusnya adalah mengidentifikasi orang-orang yang mempunyai pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang dibutuhkan oleh pekerjaan yang akan diisi. Apakah pekerjaan, unit-unit organisasional di mana pekerjaan tersebut berada, atau keseluruhan organisasi menyediakan jenis aktivitas dan lingkungan yang didambakan oleh seorang individu ternyata hanya mendapat sedikt perhatian (atau bahkan tidak ada) dalam pengambilan keputusan seleksi. Hal ini terpulang kepada individu untuk membuktikan nilainya bagi organisasi sebagai balasan atas gaji dan tunjangan lainnya yang disediakan oleh organisasi.

Mounteneering

NAVIGASI
Navigasi adalah suatu tehnik untuk menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat. Sedangkan orang yang melakukan disebut Navigator. Pada dasarnya navigasi digunakan dalam hal pelayaran atau penerbangan. Penambahan kata dalam mengelompokkan jenis navigasi ada beberapa macam menurut penggunaanya.

NAVIGASI DARAT

Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta,


dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
PETA
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.

Peta menurut jenisnya, Yaitu :
1.Peta Geografis
Menyajikan gambaran proyeksi dari seluruh permukaan fisik bumi.
Ex : Atlas, Globe.

2.Peta Topografi
Menyajikan gambaran proyeksi dari bagian permukaan fisik bumi..
Ex : Peta Indonesia, Peta G. Merbabu
Peta ini Berskala 1 : 25.000 - 1 : 250.000

3.Peta Tekhnis
Menyajikan gambaran proyeksi permukaan fisik bumi untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan tekhnik tertentu.
Ex : Peta jaringan jalan raya, Peta Jaringan rel kereta api
Peta ini Berskala 1 : 25.000

4.Peta Tematik
Menyajikan data dan informasi yang mempunyai tema tertentu. Sehubungan dengan kedudukan geografisnya.
Ex : Peta kepadatan penduduk Indonesia

Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.
Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut, keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.

Legenda peta antara lain berisi tentang :

a. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula

b. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.

c. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :

1. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.

2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).

d. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.

e. Skala
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. C penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.

f. Legenda
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

g. Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.

h. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara yaitu :

1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.

Pengertian umum lainnya
1. Deklinasi Peta : adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3. Deklinasi Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
4. variasi Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun. \

Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat
Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan ketinggian suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :
Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita ketahui, memang ada rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta. tetapim rumus ini tidak selalu benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.
Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara :
1. Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum
2. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).
3. Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang didapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no 3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.

KOMPAS

1. Guna Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.
Secara fisik, kompas terdiri atas : a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya berada; b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun posisinya; c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin.

2. Jenis-Jenis Kompas,
dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

3. Pemakaian Kompas,
kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Altimeter
altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu dalam menentukan posisi.
Pada medan yang bergunung tinggi, resection dengan menggunakan kompas sering tidak banyak membantu, disini altimeter lebih bermanfaat. Dengan menyusuri punggungan-punggungan yang mudah dikenali di peta, altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan, yang harus diperhatikan dalam pemakaian altimeter :
setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.
Altimeter sangat peka terhadap guncangan, perubahan cuaca, dan perubahan temperatur.
Teknik Penggunaan Peta Dan Kompas
1. Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a)Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b)Letakkan peta pada bidang datar;
c)Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d)Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e)Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah resection :

a)Lakukan orientasi peta;
b)Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c)Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e)pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f)Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection :
a)lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b)bidik obyek yang kita amati;
c)pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d)bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c;
e)perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas
Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda‑tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah
a. Matahari, Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur,
b. Bintang ,Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain
Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda‑tanda lain Tanda‑tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara ‑ selatan Masjid menghadap kearah barat – timur

TEKNIK CONTOURING
Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.
Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda‑tanda medan yang dapat digunakan adalah
+ Puncak-puncak bukit
+ Bentukan sungai
+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit
+ Percabangan sungai
+ Patahan tebing
+ Waterfall (air terjun)
Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit".

Mengapa Ada Survival

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain
Keadaan alam (cuaca dan medan)
Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan

tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman, membuat trap, dll
4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll
1.Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
Mengkoordinasi anggota
Melakukan pertolongan pertama
Melihat kemampuan anggota
Mengadakan orientasi medan
Mengadakan penjatahan makanan
Membuat rencana dan pembagian tugas
Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
Membuat jejak dan perhatian
Mendapatkan pertolongan
Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam Bivak :
a.Shelter asli alam
Gua : - Bukan tempat persembunyian binatang
- Tidak ada gas beracun
- Tidak mudah longsor
b.Shelter buatan dari alam
c.Shelter buatan
Syarat bivak :
- Hindari daerah aliran air
- Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
- Bukan sarang nyamuk/serangga
- Bahan kuat
- Jangan terlalu merusak alam sekitar
- Terlindung langsung dari angin
Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
Perlengkapan memancing
Pisau
Tali kecil
Senter
Cermin suryakanta, cermin kecil
Peluit
Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
Tablet garam, norit
Obat-obatan pribadi
Jarum + benang + peniti

GUNUNG

Gunung dalam garis besarnya dibagi menjadi dua, yaitu gunung yang masih aktif dan gunung yang tidak aktif (mati). Gunung berapi yaitu tempat meletusnya magma pada permukaan bumi. Kebanyakan gunung berapi terdapat di

tepi laut yang dalam, berdasarkan bentuknya gunung berapi dapat dibagi menjadi tiga macam:

1. GUNUNG BERAPI PERISAI
Jika yang keluar dari kawah hanya lava cair maka gunung iitu selalu meleleh, tidak dapat tertimbun tinggi dan lerengnya sangat landai, sehingga menyerupai perisai.
2. GUNUNG BERAPI STRATO
Jika selain lava cair yang keluar juga bahan padat dari kawah, maka makin lama terjadilah timbunan-timbunan yang semakin tinggi akibat lava cair dan benda padat, dan terjadilah genung berapi yang berbentuk kerucut.


3. GUNUNG BERAPI MAAR
gunung berapi yang meletus sekali saja sesudah itu segala peristiwa vulkanisme terhenti, maka yang tertinggal hanya kawahnya, maka inilah yang disebut maar.

Berdasarkan gas yang dikeluarkan gunung berapi dapat juga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.jenis yang mengeluarkan gas asam klorida (HCL)atau fumarol yang biasanya bertemperatur lebih tinggi dari 180 C.
2.jenis yang mengeluarkan gas–gas sulfide dan asam belerang (SO2, H2S) atau sulfatara. Biasanya bertemperatur antara 100-180 C.
3.jenis yang mengeluarkan gas karbon monoksida (CO) tau karbon dioksida (CO2) atau moffet dengan temperature sekitar 100 C.
jenis yang pertama adalah jenis yang sudah hampir padam dan yang lainnya adalah jenis yang makin aktif.



MOUNTAINEERING

Mental, keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang tinggi bagi seorang pendaki merupakan suatu factor penentu dalam aktivitasnya, hal ini disebabkan karena tantangan yang dihadapi mempunyai kualitas sendiri. Kemampuan Navigasi darat (Peta dan Kompas) serta survival adalah pelajaran yang harus dikuasai.
Pada hakikatnya tantangan dan resiko yang dihadapi merupakan ujian untuk melihat kemampuan diri di tengah kerasnya keidupan alam, kendala yang dihadapi dalam sebuah perjalanan pendakian berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan perjuangan atas diri sendiri.

JENIS PENDAKIAN

Mendaki gunung mempunyai tingkat dan klasifikasi yang berbeda. Seperti yang selalu kita dengar dengan istilah mountaineering atau istilah lainnya mencakup pengertian perjalanan melintasi bukit hingga ekspedisi ke himalaya, padahal menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi mountaineering erbagi dalam 3 bagian yaitu :

1.Hill Walking/ Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit atau gunung-gunung yang relative landai, tanpamembutuhkan peralatan tekhnis, hal utama dalam pendakian ini adalah jaluratau route yang tersedia.misal : perjalanan ke puncak gede
2.Scrambling
Tahap pendakian pada permukaan yang tidak terjal, namun tangan digunakan untuk keseimbangan. Bagi pemla tali sebaiknya dipasang untuk pengaman sekaligus mempermudah perjalanan. Contoh : perjalanan kesekitar gunung gede bila melalui gerbang cibodas.
3.Climbing
Kegiatan pendakian ini membutuhkan penguasaan tekhnik dan penguasaan peralatan. Climbing dibagi 2 macam :
a. Rock climbing yaitu pendakian yang berkisar pada pemanjatan tebing batu yang cukup terjal.
b. Ice Climbing yaitu pemanjatan pada dinding yang permukaannya tertutup salju dan es. Dalam hal ini sangat dibutuhkan peralatan khusus, seperti : ice axe, crampon, ice screw, dll.
- Montaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua perjalanan di atas. Bisa berhari-hari, berminggu- minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping penguasaan tekhnik mendaki, hal lain yang perlu diperlukan untuk dikuasai adalah menajemen ekspedisi, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian dan lainnya contoh : Ekspedisi ke Himalaya.


KLASIFIKASI PENDAKIAN

Klasifikasi pendakian berdasarkan pada tingkat kesulitan medan yang dihadapi
(menurut sierra club)
Kelas 1
Berjalan tegak tanpa memerlukan perlengkapan yang khusus (walking).
Kelas 2
Medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan pembantu keseimbangan sangat diperlukan (scrambling)
Kelas 3
Medan semakin sulit sehingga dibutuhkan tekhnik pemanjatan tertentu, namun tali pengaman belum dibutuhkan (climbing).
Kelas 4
Kesulitan bertambah tali pengaman piton untuk dibutuhkan (exposed climbing)
Kelas 5
Rute yang dialui sulit, namun peralatan (tali,sling, piton,dll) masihberfungsi sebagai pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6
Tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah, ronggaatau daya geser yangdiperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aided climbing).
PERLENGKAPAN DASAR

1.Ransel
Ringan
Kuat
Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan
Nyaman dipakai dan praktis.
2.Sepatu
- Melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri, lunak dan nyaman bagian dalamnya, keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu, bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, terdapat lubang ventilasi.
3.Kaos kaki
menyerap keringat, menghindari lecet pada kaki
menjaga agar telapak kaki tetap dapat terventilasi.
Menjaga agar kaki tetaphangat.

4.Celana Lapangan
Kuat, lembut, ringan, praktis
Tidak mengganggu pergerakan kaki
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Praktis dan mudah kering
5.Baju lapangan
Berlengan panjang, melindungi tubuh dari sengatan matahari, gesekan dari dahan dan duri.
Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
Kuat, ringan, tidak mengganggu pergerakan
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Praktis, mudah kering
6.Topi lapangan
Melindungi kepala dari kemungkinan cedera
Melindungi kepala dari curahan huan, terutama kepala bagian belakang kuat dan tidak mudah robek.
7.Sarung tangan
Sebaiknya terbuat dari kulit
Tidak kaku dan tidak menghalangi pergerakan.
Kegunaannya adalah melindungi tangan dari duri atau daun berbahaya, binatang kecil pembuat gatal waktu menyibak semak, juga saat memegang golok agar tidak lecet, memegang nesting panas.
8.Ikat pinggang
Terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tapi teguh. Kegunaan ikat pinggang selain menjaga agar celana tidak melorot juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau, seperti pisau pinggang, tempat air minum, dll.
9.Lampu senter
Pilih yang water proof dan dilapisi karet
Selalu membawa bola lampu dan battery cadangan.
10.Peluit / whistle
11.Pisau
Pisau saku serba guna yang mempunyai beberapa fungsi ataupun pisau tebas / golok.

12.Perlengkapan tidur
Satu set pakaian tidur, kaos kaki untuk tidur.
Sleeping bag
Matras
Tenda/ ponco/ plastic untuk bivak
Jaket
13.Perlengkapan masak dan makan
Alat masak lapangan (nesting, trangia, dll.)
Alat Bantu makan (Sendok, piring, dll)
Alat pembuat api (paraffin, spirtus, dll)

PERALATAN TAMBAHAN

Walaupun tidak penting tetapi ada baiknya di bawa untuk mmenambah kenyamanan dalam perjalanan.
Gaiter
Balaclava/ Skibu
Kaca mata
Bandana
Slayer

HUTAN

Jika kita membayangkan hutan itu seperti kebun binatang yang didalamnya banyak binatang buas yang hampir tidak pernah kita lihat dengan pepohonan yang menjulang tinggi disertai suasana yang seram dan udara yang lembab dan jarang orang menapakinya, maka itu adalah hutan yang masih murni dalam keadaan aslinya, yang pada masa sekarang sudah sangat sulit kita temukan. Rata-rata setiap hutan telah ditambah dan dijamah manusia.

Menurut vegetasi yang terdapat didalamnya hutan dibagi menjadi 13 macam, antara lain:

1. HUTAN MANGROVE
sering pula disebut hutan bakau, istilah bakau dipakai untuk mengacukan bahwa hutan bakau tersebut hanyalah terdiri dari pohon bakau melulu.
Bila kita menjelajahi hutan tersebut yang perlu kita perhatikan adalah adanya pasang surut air laut, sedangkan untuk minum dapat dipakai air tawar.

2. HUTAN RAWA AIR TAWAR
Hutan ini terletak dibelakang hutan mangrove. Pohon-pohon yang terdapat biasanya tinggi-tinggi, bahan makanan biasanya diperoleh dari pohon sagu atau pohon pandan, keanekaragaman flora didaerah ini sangat banyak ragamnya.

3. HUTAN TERNAK AIR TAWAR
vegetasi ternak air tawar didomonasi oleh rumput kupai, biasanya terdapat di danau-danau disungai manhakam, kaltim.

4. HUTAN TEPI SUNGAI
Hutan ini sering disebut Riparian forest, terdapat disepanjang besar termasuk vegetasi rawa musiman, daerah ini merupakan daerah transisi dengan hutan air tawar.


5. HUTAN SAGU
sagu adalh habitat tumbuhan yang menyebar luas dihutan rawa air tawar.

6. HUTAN RAWA GAMBUT
Hutan ini ditandai dengan dengan jenis flora yang terbatas, praktis jarang didapatkan tumbuhan yang bisa dimakan. air didaerah seperti ini juga tidak dapat diminum.

7. HUTAN VEGETASI PANTAI PASIR DAN KARANG
praktis didapatnya makanan sangat sulit, karena hanya terdiri dari komunitas tumbuhan pendek, seperti rumput dan tumbuhan menjalar.

8. HUTAN HUJAN PAMAH DITEROCARPACEAE
hanya terdiri dari pepohonan yang lebat dan tinggi, dapat mencapai 45 meter sampai 60 meter, sangat mengganggu jarak pandang kita bila kita menyeruak pada daerah hutan ini.

9. HUTAN KERANGAS (HEAT FOREST)
hutan ini terdapat pada kawasan hutan hujan pamah pada ketinngian 0-800 meter. Terdapat terutama didaerah Kalimantan dan Sumatra, hutan ini sangat sensitive, bila terjadi kerusakan sangatlah sulit kembali seperti sedia kala.

10. HUTAN PEGUNUNGAN BAWAH (LOWER MOUNTAIN FOREST)
Terdapat pada ketinggian 1000-2500 meter, biasanya ditandai dengan pohon-pohon yang semakin rendah dan berdiameter semakin kecil dengan bertambahnya ketinggian, pada ketinggian diatas 1500 meter banyak kita jumpai berbagai jenis lumut dan anggrek epifit.

11. HUTAN PEGUNUNGAN ATAS (UPPER MOUNTAIN FOREST)
hutan ini terdapat pada ketinngian sampai batas 3300 meter. Jenis pohon yang paling sering ditemui adalah jenis conifer,
teruta jenis pinus marcussi, paku pohon dan pandanus sp. Merupakan tumbuhan yang dapay digunakann dalam keadaan survival.

12. HUTAN SUBBALPIN BAWAH (LOWER SUBBALPINE FOREST)
Kisaran ketinggiannya adalah 2400-3800 meter, yang secara esensial merupakan hutan yang beriklim sedang. Cirri khas hutan ini adalah lapisan lumut-lumut tebal pada cabang pohon diatas tanah.

13. HUTAN SUBBALPIN ATAS (SUBBALPINE UPPER FOREST)
Untuk diindonesia hanya terdapat di irian jaya, terletak pada elevasi sekitar 3800-4200 meter, mudah terdapat salju dan tidak terdapat apa-apa kecuali tumbuhan perdu.

Manajemen Perjalanan

I.PENDAHULUAN

Dorongan untuk melakukan petualangan di alam bebas telah menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungan sungai berarus deras, dll.

Perjalanan tersebut dilakukan dengan beberapa

tujuan muai dari eksplorasi, survey maupun hanya untuk berjalan- jalan.semua perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatandi alam bebas seperti ini menghadapkankita pada berbagai kondisi alam yang apabila tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan yan dapat membahanyakan jiwa kita,dan sebaiknya bilakita pahami akan memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya. Agar perjalanan di alam bebas dapat berjalan sesuai engan recana kita, ada beberapa hal yang perlu dilakukan :

1.Tujuan
2.Waktu
3.Peserta
4.Anggaran keuangan
5.Pembukuan perjalanan
6.Sponsor dan publikasi
7.Penelitian dan perencanaan perjalanan
8.perencanaan di lapangan
9.chek kesehatan
10.Pelaksanaan di lapangan
11.Setelah perjalanan (Evaluasi)


II.PERLENGAPAN DAN PERBEKALAN

Keberhasilanperjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

1.Menentukan tujuan perjalanan, misal : Sekedar alan-jalan, latihan, penelitian.
2.Mengetaahui informasi dan data tentang jenis medan yang akan dihadapi misal : salju, tebing, dll.
3.Mengetahui lama perjalanan.
4.Keterbatasan kemampuan membawa.
5.Memperhatikan hal-hal khusus, misal : obat-obatan tertentu.

Setelah mengetahui hal-hal tsb, maka kita dapat memiih perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya. Perhitungan beban total untuk perorangan tidak boeh melebihi sepertiga berat badan ( sekitar 15-20 kg).
Perlengkapan perjalanan di alam bebas dapat dikelompokan sbb:

1.Perlengkapan dasar, meliputi : Perlengkapan memasak, makan, minum, perlengkapan untuk MCK, perlengkapan pribadi.
2.Perlengkapan khusus, yang disesuaikan dengan perjalanan : Perlengkapan penelitian, (kamera, buku,alat tulis) perlengkapan pendakian tebing (Karmentel, karabiner)
3.Perlengkapan tambahan, perlengkapan ini dapat di bawa atau tidak misal : Syal, semir, dll.

Sebaiknya perlengkapan disusun terlebih dahulu pada sebuah checklist, perlengkapan dikelompoan kemudian diteliti kembali apa yang perlu dibawa atau tidak.
Pisahkan antara perlengkapan kelompok dengan individu, serta diskripsikan siaoa saja yang membawa perbekalan, apakah semua perlengkapan dan perbekalan kita bawa sejak awal ataukah diperoleh dalam perjalanan.


III.PERENCANAAN DAN PERBEKALAN

Yang perlu diperhatikan :
Lamanya perjalanan yang akan dilakukan.
Aktivitas yang akan dilakukan
Keadaan medan yang akan dihadapi.
Sehubungan dengan hal diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan :
Cukup mengandung kalori
Mempunyai komposisi gizi
Serta tidak asing di lidah
Terlindung dari kerusakan, tahan lama, mudah dan sederhana dalam penanganannya, sebaiknya makanan siap saji.

IV.PACKING

Dalam penyusunan yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban, bagaimana kita menumpukan berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara efisien. Dalam batas-batas tertenttu, rangka yang dimiliki oleh ransel banyak meberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih menyenangkan saat menggendong beban.
Namun bagaimanapun desain ransel yang dimiliki akan sedikit artinya apabila anda tidak mampu menyusun barang-barang anda dengan baik.
Beberapa yang harus diperhatikan:
Tempatkan barang-barang yang lebih berat paling atas dan sedekat mungkin dengan badan.
Barang-barang yang relative lebih ringan (Sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan di bagian bawah.
Letakan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada bagian paling atas dan mudah dijangkau setiap waktu (Jas hujan, P3K, kamera, senter, dll)
Kelompokan barang-barang dan dimasukanke dalam kantong-kantong plastic yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur/ cadangan, pakaian dalam, kertas, barang elektronik.
Sekali lagi buatlah checklist dari semua perlengkapan, kalau mungkin dengan beratnya agar dapat mudah menyusunnya.