Lihatlah ketika malam mulai menutup cahaya,
Amarahnyaa sanggup meledak memecah kegelapan.
Dan ketika mentari membuka jendela langit,
tak ada lagi embun, angin sejuk, atau tawa dedaunan yang menyambut sang surya.
Noktah kemarahan telah menjadi gemuruh
Menggeliat dalam gerak alam yang merencanakan pemberontakan
Bencana, kemarahan alam mungkin adalah kemurkaan Tuhan
Kemurkaan atas segala dosa dan kesalahan.
Kesalahan para manusia yang telah melupakan asal-usulnya.
Dan sekarang lihatlah!
Saat manusia mulai merasakan amarah-Nya,
mereka hanyalah bagaikan debu-debu kecil yang berterbangan
mencari perlindungan dari terpaan badai.
Masihkan kita mendustainya?
Masihkan kita belum kembali kepada-Nya?
Kembali kepada Zat yang telah memberikan kehidupan,
Dan memperbaiki makna dan tujuan kehidupan yang telah kita rusak.